AKHIR SEBUAH PILIHAN
@trismiati
Hari ini kita berada di penghujung tahun 2017. Sudah menjadi kebiasaan masyarakat sekitar kita setiap malam pergantian tahun baru Masehi selalu diwarnai dengan acara pesta pora, menyalakan kembang api, meniup terompet, panggung hiburan, dan kegiatan serupa yang menghiasi di setiap sudut tempat wisata, hotel berbintang, dan di jalan-jalan utama (jantung kota). Ribuan manusia yang sebagian besar anak muda berjingkrak bersama mengikuti alunan musik yang terdengar dari panggung-panggung hiburan hanya untuk sekedar menghabiskan malam menanti detik-detik pergantian tahun baru hingga sering berlanjut ke pesta minuman keras sampai mabuk.
Sebagai seorang muslim, bagaimana sikap kita dalam menghadapi fenomena yang sudah merebak seperti ini ? Apakah kita akan terbawa arus turut serta merayakannya ataukah kita dapat menghindarinya. Berikut beberapa mudarat dari acara perayaan tahun baru yang sepantasnya menjadi bahan renungan buat kita:
1. Menyerupai kaum kuffar.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR Abu Dawud)
Hadist ini menunjukkan bahwa menyerupai kaum kuffar adalah haram dan perayaan tahun baru dengan pesta pora bukan merupakan syiar Islam tetapi merupakan budaya agama lain.
2. Manyia-nyiakan waktu.
Orang yang merayakan malam pergantian tahun dipastikan akan begadang, menghabiskan waktunya hanya untuk sekedar menunggu detik-detik waktu 00.00. Padahal waktu kita di dunia ini kelak akan dipertanyakan Allah untuk apa kita pergunakan sehingga Rasul pun bersabda,”Diantara baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat.” (HR At Tirmidzi)
3. Pemborosan dan menghamburkan uang sia-sia.
Perayaan tahun baru Masehi selalu identik dengan petasan, menyalakan kembang api, meniup terompet, hiburan musik dan kegiatan lain yang itu pasti membutuhkan uang yang tidak sedikit. Milyaran uang terbuang percuma hanya pada satu malam itu. Semua itu termasuk hal yang mubadzir, dan dibenci Allah.
4. Perbuatan maksiat.
Dengan adanya ikhtilat atau bercampur baurnya kaum laki-laki dan perempuan bukan mahram di tempat keramaian dapat menjerumuskan kepada zina dan maksiat lainnya. Menurut fakta yang ada banyak sekali anak muda pergi merayakan malam tahun baru secara berpasangan, bahkan menurut kabar berita setiap akhir pergantian tahun pembelian kondom selalu meningkat tajam.
Berdasarkan beberapa mudarat di atas, sepatutnya kita bisa merenung dan berupaya untuk menjaga diri dan keluarga agar terhindar dari mengikuti arus budaya luar yang sekarang menjangkiti kehidupan masyarakat sekitar kita. Peran orangtua begitu besar untuk mengawasi dan mengontrol putra putrinya agar terhindar dari mengikuti arus budaya yang dapat merusak masa depan mereka. Khusus bagi orangtua yang masih mempunyai anak usia dini, tanamkan sejak dini untuk memanfaatkan pergantian tahun baru dengan hal-hal positif seperti baca Al Qur’an bersama, menyimak hafalan, pengajian, dan lain-lain. Jauhkan malam tahun baru dari menonton TV karena biasanya acara TV pada malam itu juga tidak terlepas dari hiburan sia-sia. Lebih baik bercengkerama dengan anggota keluarga, saling mengevaluasi hal-hal apa saja yang sudah terjadi selama satu tahun ini dan membuat rancangan untuk perbaikan tahun yang akan datang.
Akhirnya, kita tinggal memilih mau bagaimana mengisi malam tahun baru nanti malam…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar