Pembelajaran Anti Korupsi Pada Anak Usia Dini

Siapapun mengakui bahwa tingkat korupsi di Indonesia sudah sangat parah, mulai dari pejabat pemerintah tingkat daerah sampai pusat banyak yang sudah terjerat penyakit ini. 

Tidak hanya itu, bahkan sampai merambah para pejabat di lembaga legislatif, yudikatif, sampai ke lembaga penegak hukum semacam kepolisian dan Mahkamah Agung. 

Seakan-akan perilaku korupsi sudah menjadi budaya di negeri ini karena tidak hanya dilakukan secara perseorangan tetapi secara bersama atau berjama'ah.

Korupsi dapat diibaratkan sebagai penyakit kanker yang apabila dibiarkan akan mengakar kuat dan dapat merusak peradaban suatu bangsa. 

Tidak akan pernah maju suatu bangsa apabila tingkat korupsinya masih tinggi.

Pemerintah sudah berupaya keras menanggulangi perilaku korupsi dengan membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sampai di buat instruksi presiden (Inspres) No 5/2004 tentang percepatan pemberantasan korupsi.

Tatapi berbagai macam upaya yang telah dilakukan pemerintah sampai saat ini belum mendapatkan hasil maksimal. 

Bahkan terkesan kasus-kasus besar korupsi banyak yang berlalu tanpa ada kejelasan  proses hukum, seperti kasus BLBI, Century dan yang terkini kasus E-KTP.

Korupsi sudah menjadi sebuah lingkaran setan yang harus segera di putus mata rantainya melalui tindakan preventiv atau pencegahan dan kuratif atau penyembuhan berupa penegakan hukum secara tegas terhadap koruptor.

Salah satu tindakan pencegahan yaitu melalui pendidikan. 

Nilai-nilai anti korupsi berupa kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan perlu di tanamkan pada seluruh siswa siswi di semua jenjang pendidikan baik formal maupun non formal (PAUD).

Pendidikan anti korupsi yang diberikan disekolah harapannya dapat menyelamatkan generasi muda agar tidak menjadi penerus tindakan-tindakan korupsi generasi sebelumnya.

Tujuan dari pembelajaran pendidikan anti korupsi ini adalah:

1. Membentuk manusia yang mampu melaksanakan nilai-nilai anti korupsi dalam dirinya.

2. Mengenali dan memahami dampak buruk dari perilaku korupsi terhadap kepercayaan masyarakat dan kerugian negara.

3. Memiliki keberanian untuk melawan korupsi dimanapun berada.


 STRATEGI PEMBELAJARAN

Pendidikan memiliki posisi sangat penting dalam menyemai sikap nilai-nilai anti korupsi. 

Melalui pendidikan anti korupsi diharapkan mata rantai korupsi di negeri ini benar-benar bisa terputus sehingga dalam mewujudkan cita-cita bangsa ke depan dapat berjalan dengan lancar.

Strategi pembelajaran yang diterapkan tentunya sesuai dengan tahapan usianya. 

➤ Usia PAUD ( 3-5 tahun )      
 ⟹ Executive Function, Attentional Control, Cognitive Flexibility, dan Goal Setting

➤ Usia SD ( 6-12 tahun )       
 ⟹ Financial Socialization

➤ Usia remaja ( 13-21 tahun )  
Financial Skill Building


Khusus bagi anak usia dini (PAUD), pembelajaran anti korupsi ini di sampaikan melalui metode bermain. 

Strategi dan metode bermainnya secara lebih jelas akan penulis sampaikan pada edisi yang akan datang. @trismiati

Tulisan ini dirangkum dari kegiatan pelatihan "Literasi Keuangan Bagi Lembaga PAUD" yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi UNY pada tanggal 25 Mei 2018. 





Membangun Reputasi Lembaga Pendidikan Melalui Pelayanan Prima

Bagi lembaga pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi, bulan Juni besok merupakan saat-saat membuka pendaftaran murid atau mahasiswa baru. 

Berdasarkan pengalaman-pengalaman tahun lalu, pasti ada lembaga pendidikan yang begitu mudahnya mendapatkan murid sehingga sampai menolak-nolak karena kuota sudah terpenuhi, tetapi ada juga lembaga pendidikan yang sangat kesulitan mencari murid meskipun sudah melakukan promosi besar-besaran baik melalui spanduk, leaflet, atau melalui media sosial.

Apa yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi? Reputasi...yaa itulah faktor utama sebuah lembaga pendidikan mudah mendapatkan murid atau sangat kesulitan mencari murid. 

Reputasi atau citra adalah suatu gambaran yang ada di dalam benak seseorang. Citra sebuah lembaga pendidikan yang awalnya bagus atau positif dapat berubah menjadi buruk atau negatif apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau keadaan yang sebenarnya. 

Sebuah lembaga pendidikan yang awalnya punya reputasi baik tetapi tidak melakukan upaya-upaya peningkatan kualitas layanan maka suatu saat pasti juga akan ditinggalkan masyarakat. 

Sekarang ini, dengan adanya akses informasi yang begitu mudah dan cepat telah menjadikan orang tua lebih cerdas untuk memutuskan sebuah pilihan lembaga pendidikan bagi putra putrinya.

Sebagai pelaku di bidang pendidikan seharusnya segera mulai melakukan evaluasi apakah lembaga pendidikan yang dikelola selama ini sudah berhasil mendapatkan reputasi baik di mata masyarakat atau justru reputasi buruklah yang di dapat. 

Salah satu tolak ukurnya bisa di lihat dari perolehan siswa atau mahasiswa tahun-tahun lalu. Apakah sudah mencapai target atau tidak.

Membangun reputasi baik tidak mudah, perlu usaha keras dan peran serta dari semua pendidik, tenaga kependidikan, maupun pengurus yayasan khusus bagi lembaga pendidikan swasta. Mereka perlu melakukan koordinasi untuk merencanakan sebuah strategi agar lembaga pendidikan yang dikelola mendapatkan reputasi baik. 

Salah satu strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan pelayanan prima bagi konsumen, dalam hal ini murid atau mahasiswa yang secara langsung menerima jasa layanan pendidikan.

Pelayanan prima atau service excellence berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang terbaik. 

Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan  sehingga mereka merasa nyaman menempuh pendidikan di lembaga kita. 

Jika lembaga pendidikan ingin reputasi baik maka berikanlah pelayanan prima sehingga dapat membuat kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya lebih menggoda.

Bagaimana peran seorang pendidik?

Pendidik baik itu guru maupun dosen berperan sangat penting dalam upaya membangun citra sebuah lembaga pendidikan. 

Kenapa? Karena merekalah ujung tombak para pelaku proses pendidikan yang melaksanakan tugas pembelajaran. Bisa dikatakan bahwa mutu lembaga pendidikan ada di tangan pendidiknya.

Pendidik harus dapat menghasilkan output atau lulusan yang sesuai dengan visi misi lembaga pendidikan tempat dia mengajar dan  mampu mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang siap menghadapi persaingan hidup di masa datang.

Untuk mewujudkan hal itu, pendidik harus kreatif dalam melakukan proses pembelajaran yang dimulai dari merumuskan tujuan belajar, metode belajar, dan teknik serta evaluasi pembelajaran.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini harus disikapi dengan positif karena dapat dimanfaatkan secara maksimal bagi proses pembelajaran. 

Pembelajaran yang monoton hanya dapat membuat anak didik merasa bosan sehingga materi yang disampaikan pun tidak bisa diterima dengan baik.

Pendidik juga dituntut harus dekat dan tahu lebih jauh tentang karakter masing-masing anak didiknya sehingga dalam proses belajar-mengajar akan tercipta suasana yang menyenangkan, pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan efektif. 

Anak didik yang antusias dalam belajar akhirnya akan menjadikan mereka pribadi yang unggul, percaya diri, kreatif, inovatif dan smart. 

Pribadi-pribadi seperti itulah yang merupakan hasil dari suatu pelayanan prima yang diberikan oleh pendidik dan dengan sendirinya akan memberikan keuntungan positif berupa reputasi baik bagi lembaga.

Pelayanan prima ini tentunya harus mampu diberikan oleh seorang pendidik yang sudah memiliki sertifikat pendidik. 

Dengan adanya penghargaan pemerintah berupa tunjangan sertifikasi bagi pendidik, harapannya mereka mampu menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang pendidik dengan baik karena tenaga pendidikan yang sudah memperoleh tunjangan sertifikasi tersebut sudah dinilai profesional didalam membuat sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. 

Jika ada lembaga pendidikan yang punya pendidik bersertifikat tetapi kok masih kesulitan mencari murid maka perlu sekali melakukan evaluasi kinerja pendidiknya.

Selamat menyambut tahun ajaran baru 2018/2019 dengan semangat menjadi lebih baik. @trismiati










Melatih Anak Berpuasa Sejak Usia Dini



Alhamdulillah saat ini kita dipertemukan kembali dengan bulan suci Ramadhan. Di bulan mulia ini setiap muslim yang sudah baligh (dewasa) dan berakal sehat diwajibkan berpuasa selama satu bulan penuh. Sedangkan untuk anak-anak yang belum baligh tidak diwajibkan berpuasa.

Sebagai orang tua tentunya ingin memiliki anak-anak yang sholih dan taat pada perintah agama. Hal ini dapat terwujud jika orang tua mau mendidik dan membimbing anak sejak usia dini agar senantiasa berlatih menjalankan berbagai macam kewajiban agama, salah satunya mengajak anak belajar berpuasa.

Anak yang sejak usia dini sudah berlatih puasa maka ketika baligh akan lebih mudah menjalankan kewajibannya untuk  berpuasa sehari penuh. Nah..mumpung masih bulan Ramadhan, sebaiknya anak mulai dilatih berpuasa.

Ada beberapa tips mengajak anak belajar puasa:

Jelaskan pada anak manfaat berpuasa

Sebelum melatih anak berpuasa, orang tua perlu menjelaskan terlebih dahulu pada anak apa itu puasa dan manfaatnya bagi tubuh. Sampaikan juga tentang pahala yang akan didapatkan ketika melakukan puasa dengan bahasa yang mudah dipahami anak.

Mengajak berpuasa sesuai kondisi dan kemampuan anak

Namanya juga melatih anak puasa, maka pelaksanaanya menyesuaikan kondisi anak. Buat kesepakatan dengan anak tentang waktu berbuka, apakah sampai jam 10.00 WIB atau jam 12.00 WIB. Tentunya dengan memperhatikan usia anak dan juga kondisi kesehatannya.

Jelaskan pada anak bahwa puasa bukan berarti tidak boleh makan minum tetapi hanya menunda waktu makan siangnya saja. Setelah waktu berbuka tiba, anak diperbolehkan makan minum tetapi nanti puasa lagi sampai jam 15.00 WIB. Pada saat jam 15.00, anak diperbolehkan makan minum lagi lalu puasa sampai maghrib. 

Apabila anak masih belum bisa bertahan, berikan mereka sedikit kelonggaran. Jika anak memang tidak kuat, biarkan mereka berbuka. Tetapi jika anak masih terlihat segar maka ajaklah anak menghabiskan waktu berbuka sampai asar. 

➤ Menciptakan suasana ceria dan gembira

Meskipun dalam kondisi berpuasa, orang tua harus menampakkan wajah ceria dan gembira di depan anak. Puasa bukan untuk malas-malasan. Berikan anak aktivitas bermain yang menyenangkan. Ajak anak mengikuti kegiatan buka puasa bersama di masjid agar anak bertemu dengan teman-teman sebayanya.

Buka puasa bersama menghadirkan kegembiraan pada anak

Beri penghargaan pada anak

Jika anak sudah mau belajar berpuasa maka hargailah usaha mereka dengan memberikan hadiah maupun kata-kata positif. Penghargaan juga bisa berupa menyediakan menu makanan berbuka sesuai kesukaan anak. Tentu anak akan lebih semangat belajar berpuasa jika orang tua memberikan penghargaan atas usaha anak mau berpuasa.

Melatih anak berpuasa sudah dilakukan para sahabat sejak jaman dahulu. Seperti dalam sebuah hadist di bawah ini:


عَنِ الرُّبَيِّعِ بِنْتِ مُعَوِّذٍ قَالَتْ أَرْسَلَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – غَدَاةَ عَاشُورَاءَ إِلَى قُرَى الأَنْصَارِ « مَنْ أَصْبَحَ مُفْطِرًا فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ ، وَمَنْ أَصْبَحَ صَائِمًا فَلْيَصُمْ » . قَالَتْ فَكُنَّا نَصُومُهُ بَعْدُ ، وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا ، وَنَجْعَلُ لَهُمُ اللُّعْبَةَ مِنَ الْعِهْنِ ، فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهُ ذَاكَ ، حَتَّى يَكُونَ عِنْدَ الإِفْطَارِ
Dari Ar Rubayyi’ binti Mu’awwidz, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengutus seseorang ke salah satu suku Anshar di pagi hari Asyura.” Beliau bersabda, “Siapa yang di pagi hari dalam keadaan tidak berpuasa, hendaklah ia berpuasa. Siapa yang di pagi harinya berpuasa, hendaklah berpuasa.” Ar Rubayyi’ mengatakan, “Kami berpuasa setelah itu. Lalu anak-anak kami pun turut berpuasa. Kami sengaja membuatkan mereka mainan dari bulu. Jika salah seorang dari mereka menangis, merengek-rengek minta makan, kami memberi mainan padanya. Akhirnya pun mereka bisa turut berpuasa hingga waktu berbuka.” (HR. Bukhari no. 1960 dan Muslim no. 1136)
Nah... kini saatnya orang tua melatih balitanya untuk berpuasa. Semoga lancar dan dimudahkan..aamiin.@trismiati


Melatih Anak Shalat Sejak Usia Dini

Shalat adalah tiang agama dan merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan bagi seorang muslim. 

Shalat juga merupakan amalan yang pertama kali dinilai kelak di yaumul hisab. Bagaimana dengan anak-anak? Mulai usia berapa dikenalkan shalat?

Anak merupakan amanah dari Allah SWT bagi ke dua orang tuanya, maka kewajiban orang tuanyalah untuk memberikan pendidikan agama diantaranya tentang sholat. Mendidik anak agar mau melaksanakan sholat tidak mudah. Butuh kesabaran, komitmen,  dan usaha keras.

Banyak orang tua saat ini yang tidak peduli dengan pendidikan anak terutama masalah sholat. Anak dibiarkan bebas bermain sampai mengabaikan waktu shalat. Tindakan seperti ini jika terus menerus dibiarkan akan menyebabkan anak ketika usia dewasa malas shalat. 

Ada juga orang tua dengan alasan karena sibuk bekerja akhirnya menyerahkan sepenuhnya pendidikan agama anak di lembaga pendidikan Islam. Padahal fungsi lembaga pendidikan hanya sebagai mitra kerja bagi orang tua dalam mendidik anak. Pendidikan utama dan pertama tetap terletak pada ke dua orang tuanya. 

Mengenalkan shalat sebaiknya di mulai sejak usia dini secara bertahap. Bagi anak usia dini yang paling penting penanaman pembiasaan dulu agar dapat tertanam kokoh dalam jiwa mereka. 

Ada beberapa kiat agar orang tua berhasil mengajarkan anak shalat, yaitu:

➤Berikan contoh langsung (keteladanan)

Anak usia dini suka meniru apa yang dilakukan orang-orang disekitarnya. Orang tua sebaiknya memberikan keteladanan berupa tindakan nyata. Ketika adzan berkumandang, bergegaslah untuk bersiap-siap melaksanakan shalat dengan mengajak serta anak. Jika orang tua punya sikap disiplin dalam shalat maka anakpun akan terbawa.


Anak meniru gerakan shalat (ilustrasi)

➤Mengajarkan tata cara shalat secara bertahap

Mengajarkan tata cara shalat pada anak usia dini harus bertahap dan berulang-ulang. Tidak bisa instan.

Pada usia 2-3 tahun kenalkan dulu gerakan-gerakan dalam shalat. Meskipun anak belum mampu meniru gerakan shalat secara sempurna tidak apa-apa, yang penting anak bersedia melakukan. 

Menginjak usia 3-4 tahun, selain mengajarkan gerakan juga dapat mengenalkan do'a yang harus di baca dalam shalat. Ajak anak mempraktekkan gerakan shalat sambil mengucap bacaan shalat dengan keras. Jika ini di ulang-ulang maka anakpun secara otomatis akan hafal bacaan do'a dalam shalat.

Rentang usia 4-6 tahun, tibalah saatnya orang tua menjelaskan tentang pentingnya shalat dan akibatnya apabila meninggalkan shalat dengan bahasa yang mudah dipahami anak.

Usia 7-9 tahun penekanannya pada tanggung jawab agar anak mau melaksanakan sholat 5 waktu. Masa ini, anak seharusnya sudah dapat melakukan tata cara gerakan shalat dengan benar dan sudah hafal bacaannya. Motivasilah mereka agar senantiasa shalat tepat waktu di masjid terutama bagi anak laki-laki.

➤ Berikan hukuman dan penghargaan

Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :
مروا أولادكم بالصلاة و هم أبناء سبع سنين و اضربوهم عليها و هم أبناء عشر
Artinya:
Perintahlah anak-anakmu agar mendirikan shalat tatkala mereka telah berumur tujuh tahun, dan pukullah karenanya tatkala mereka telah berumur sepuluh tahun.” (HR. Abu Dawud dan Al- Hakim)
Hadist diatas menjelaskan bahwa Rasulullah SAW dengan tegas telah memerintahkan agar pendidikan shalat di mulai sejak usia dini yaitu usia tujuh tahun. Pada usia ini kemampuan akalnya sudah mulai berkembang secara bertahap.
Apabila sampai pada usia sepuluh tahun anak lalai mengerjakan shalat maka orang tua di anjurkan memberikan hukuman berupa pukulan. Maksud memukul disini tentunya pukulan yang tidak menyakitkan. Hindarilah memukul bagian tubuh seperti wajah, hidung, mata, dan sebagainya yang sekiranya dapat membahayakan anak.

Bagi anak yang sudah tertib melakukan shalat, orang tua perlu memberikan penghargaan baik berupa kata-kata positif maupun berupa hadiah. Hal ini akan semakin menguatkan jiwa anak sehingga dengan sendirinya timbul kesadaran akan melaksanakan shalat tanpa paksaan.

Demikian beberapa kiat yang dapat ayah bunda terapkan dalam mendidik anak tentang shalat. 

Setelah melakukan ikhtiar secara maksimal, maka do'a adalah senjata pamungkas agar apa yang sudah diupayakan mendapatkan hasil maksimal. @trismiati

Menciptakan Suasana Ceria Pada Anak Dalam Menyambut Bulan Ramadhan

Beberapa saat lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan. Hampir di semua masjid sudah nampak berbenah menghadapi "tamu agung" bulan Ramadhan dengan berbagai macam kegiatan berupa kerja bakti membersihkan masjid, menghias masjid, pawai, maupun pengajian songsong Ramadhan.

Bulan Ramadhan memang sangat istimewa karena pada saat itu Allah SWT akan melipatgandakan pahala kebaikan. Amalan sunah dinilai dengan amal wajib, sementara amalan wajib dilipatgandakan pahalanya sampai 70 kali lipat. Inilah bonus bagi orang-orang yang beriman.

Begitu mulianya bulan tersebut sehingga setiap muslim semestinya menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh suka cita. 

Ibadah puasa di bulan Ramadhan bukanlah kesempatan untuk bermalas-malasan memperbanyak tidur tetapi seharusnya memacu kita semakin giat beraktivitas memaksimalkan ibadah.

Bagi anak usia dini, memang belum ada kewajiban melakukan puasa tetapi alangkah baiknya mereka juga di ajak menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh kegembiraan. 

Ayah bunda bisa mengajak mereka menghias rumah dengan pernak-pernik tema Ramadhan. Jelaskan dengan bahasa yang dipahami anak tentang keistimewaan bulan itu. Ajak mereka mengikuti kegiatan-kegiatan selama bulan Ramadhan di masjid.

Di sekolah, guru juga dapat menyiapkan acara menyambut bulan Ramadhan dengan kegiatan yang menarik bagi anak, misalnya pawai di sekitar lingkungan sekolah sambil membagi jadwal imsakiyah ke masyarakat.

Suasana ceria pada anak-anak dalam menyambut bulan Ramadhan tentu akan membekas pada jiwa mereka sehingga ketika memasuki jenjang usia remaja akan lebih mudah tumbuh nilai-nilai spiritualnya. Ketika dewasa pun akhirnya menjadi orang yang beriman dan bertakwa mengamalkan ajaran agama.

Di akhir tulisan ini penulis mengucapkan :

"Selamat menyambut bulan Ramadhan kepada para pembaca. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan baik melalui lisan, tulisan, postingan, status, maupun komentar-komentar yang kurang berkenan. Semoga kita di beri kekuatan dan kesehatan dalam menjalankan ibadah Ramadhan sampai selesai".aamiin YRA. @trismiati










Manfaat Kegiatan Alam Terbuka Bagi Anak


Dr. Andrea Faber Taylor, peneliti lingkungan dan perilaku anak di Landscape and Human Health Laboratory Universitas Illinois, menyebutkan bahwa semua anak, bisa mendapatkan manfaat dari kegiatan menghabiskan waktu di alam terbuka.

Alasannya diduga karena otak menggunakan dua bentuk atensi atau perhatian. Atensi “yang terarah” memampukan kita berkonsentrasi dalam kerja, membaca, menulis dan tes-tes, sementara atensi “bebas” akan mengambil alih itu semua. 

Atensi "bebas", kita akan teralih oleh gemericik air, hembusan angin, suara binatang, panorama yang indah, binatang jinak yang merambat ke pangkuan kita, atau hal-hal lain yang dapat kita temukan di alam terbuka.


"Atensi kita harus dipulihkan kembali dari kelelahan itu, dan ada semakin banyak bukti ilmiah bahwa alam adalah satu hal yang tampaknya benar-benar efektif menciptakan [pemulihan] itu" (Dr. Andrea Faber Taylor)

Ada beberapa alternatif kegiatan di alam terbuka seperti trekking, mendaki gunung, camping, river tubing, out bound dan sebagainya. Kita dapat memilih salah satu kegiatan alam terbuka yang sesuai dengan usia anak.

Tanggal 14 April lalu penulis berkesempatan melakukan perjalanan petualangan (trekking) dengan rute Wonolelo-Puncak Becici bersama suami dan salah satu keponakan (Fabi). 

Tujuan kegiatan ini selain sarana pengalihan atensi juga bermaksud memberikan pengalaman pertama bagi Fabi agar dapat merasakan kegiatan alam terbuka yang berbeda dari yang sudah dia lakukan selama ini. 

Meskipun Fabi baru kelas 3 SD tetapi dia sudah punya pengalaman dua kali ikut kegiatan long march dengan rute dari kampus UNY-Parangtritis dan camping yang diadakan oleh organisasi karate tempat dia berlatih. 

Sekolah tempat dia belajar (SDIT Al Khoirot Yogyakarta) untuk kegiatan alam kelas 3 baru sebatas outbound.

Dari usia 2 sampai 6 tahun Fabi memang terlihat sangat aktif fisik motoriknya sehingga kecerdasan kinestetiknya pun begitu menonjol. 

Agar bakatnya semakin terasah, maka sejak kelas 1 SD  sudah di arahkan mengikuti les karate di UNY. Dia sangat menikmati kegiatan tersebut. Sekarang sudah berjalan selama 3 tahun dan sudah pada tingkatan sabuk coklat.

Selama masuk PAUD (Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak) pernah berkunjung ke museum Dirgantara sehingga membuat dia termotivasi ketika besar kelak pengin menjadi TNI AU. Sampai saat ini pun cita-citanya tidak pernah berubah.Semoga cita-citamu kelak dapat tercapai le...aamiin.

Perjalanan petualangan kemarin di tempuh dalam waktu 1,5 jam dengan medan yang lumayan terjal. Ada sebagian sisi tebing bukit yang longsor akibat badai cempaka sehingga jalannya harus ekstra hati-hati. Jembatan sederhana yang dulu ada sebagai penghubung pun kini rusak tidak berbekas.

Ada beberapa manfaat dari kegiatan ini yaitu:
➤Menumbuhkan rasa ingin tahu. 
Selama perjalanan banyak hal yang ditanyakan Fabi seperti nama pohon yang baru pertama kali dilihat, tentang pipa-pipa saluran air, sawah terasiring, nama binatang yang di temui, dan sebagainya.

➤Menumbuhkan rasa empati. 
Di tengah perjalanan kami berpapasan dengan 3 orang ibu-ibu yang mencari rumput untuk ternaknya dan kami sempatkan untuk berdialog. Fabi pun dapat merasakan bahwa perjuangan hidup ibu-ibu itu begitu berat. Mereka tiap hari rela berjalan naik turun bukit dengan membawa rumput untuk ternaknya.

➤Melatih kecerdasan fisik motorik.
Saat melakukan aktifitas ini otomatis seluruh bagian tubuh akan bergerak sehingga kecerdasan fisik motoriknya semakin terlatih.

➤Memacu semangat dan menumbuhkan sikap pantang menyerah.
Selama perjalanan beberapa kali Fabi minta istirahat dan bertanya apakah masih jauh. Karena di motivasi terus akhirnya Fabi pun dapat mencapai Puncak Becici.

➤Berani mencoba hal baru.
Pengalaman ini secara psikologis akan menambah rasa percaya diri pada Fabi karena dia mampu melewati berbagai rintangan selama dalam perjalanan.

➤Belajar untuk survive
Pengalaman baru akan membuat Fabi beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam kondisi jalan yang terjal, berliku dan banyak rintanagn maka Fabi akan dihadapkan pada kenyataan untuk tetap survive agar dapat mencapai puncak.

Bagaimana dengan ayah bunda? Sudah pernahkah mengajak ananda berkegiatan di alam terbuka? @trismiati












Ayo Sukseskan GERNAS BAKU

“Bangsa yang tidak banyak membaca, tidak banyak tahu, tidak banyak bisa. Bangsa yang tidak banyak tahu dan tidak banyak bisa, pasti akan membuat pilihan buruk, di rumah tangga, di sekolah, di dunia kerja, di pengadilan, dan di bilik pemilu. Keputusan-keputusan itu akhirnya mempengaruhi seluruh kehidupan berbangsa”(Jim Trelease)
Untuk menyikapi budaya membaca masyarakat yang sangat rendah maka Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga (Dit. Bindikkel) Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas) mensosialisasikan Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku (GERNAS BAKU).

Gerakan ini untuk mendukung inisiatif dan peran keluarga dalam meningkatkan minat baca anak melalui pembiasaan di rumah, di satuan PAUD, dan di masyarakat.

Tujuan gerakan ini adalah:

➤ Membiasakan orang tua membacakan buku bersama anak-anak mereka

➤ Mempererat hubungan sosial emosi antara anak dan orang tua

➤ Menumbuhkan minat baca anak sejak usia dini.

Gerakan ini sangat tepat di canangkan mengingat sekarang pada era teknologi informasi ini banyak anak-anak usia sekolah (SD, SMP, SMA) yang malas membaca buku karena sudah kecanduan menggunakan gatget terutama games.

Dengan adanya GERNAS BAKU harapannya para orang tua lebih sering meluangkan waktunya untuk membacakan buku bagi anak dan memiliki peran dilembaga PAUD sehingga kedepan terbentuk perpustakaan di lembaga-lembaga PAUD yang di kelola oleh paguyuban orang tua.

Gerakan ini akan di canangkan pada tanggal 5 Mei 2018 serentak ke seluruh nusantara. Pendidik dan orang tua di harapkan ikut mensukseskan gerakan ini sehingga ke depan tumbuh generasi cerdas dan berilmu pengetahuan luas yang dapat membawa bangsa ini menuju kejayaan.@trismiati












Artikel Aksi Nyata Modul 3.3

  AKSI NYATA MODUL 3 Alhamdulillah dalam modul 3 ini saya sudah melakukan 3 aksi nyata sesuai dengan sub materi yang ada di LMS, meliputi : ...

Popular Posts