Bersama Kita Bisa

Mengelola sebuah lembaga pendidikan membutuhkan ilmu manajemen yang relevan dengan bidangnya.

Maka sebagai kepala sekolah memang dituntut harus berbekal ilmu manajemen jika ingin lembaga yang dikelolanya berkembang optimal dan mampu mencapai visi, misi, dan tujuannya.

Apalagi salah satu fungsi dari kepala sekolah adalah sebagai manajer.

Jika kepala sekolah tidak menguasai ilmu manajemen dipastikan fungsi manajernya bikin baper semua warga sekolah.

Salah satu program kegiatan untuk mengukur suatu lembaga pendidikan itu layak atau tidak dalam menjalankan tugas dan fungsinya yaitu melalui akreditasi.

Banyak sekali manfaat yang diperoleh lembaga terlebih bagi kepala sekolah yang maju akreditasi.

Dari hasil penilaian akreditasi tersebut, sebuah lembaga pendidikan jadi tahu lebih detil kekurangan-kekurangan yang ada untuk selanjutnya berbenah menjadi lebih baik.

Tetapi kenyataannya, akreditasi bagi sebagian besar kepala sekolah dianggap sebagai hal yang menakutkan.

Banyak alasan yang dikemukakan untuk lari dari akreditasi, misalnya sarana prasarana belum lengkap, tidak ada biaya, kurang tenaga, dan bla..bla..bla..

Lain halnya kalau soal tunjangan, ketika ada kabar dapat transferan langsung dech muka bercahaya. Kehadirannya pun selalu dirindukan banyak pihak ..he..he..he..ngaku yak!

Sebuah lembaga pendidikan atau sekolah akan sukses menjalankan proses akreditasi jika dipersiapkan secara bersama-sama oleh seluruh warga sekolah.

Maka tugas manajer agar seluruh warga sekolah dapat bersinergi saling bekerja sama mempersiapkan semua komponen dalam akreditasi.

Dengan kebersamaan maka akan lebih ringan dalam bekerja.

Nah..masih takut dengan yang namanya akreditasi?
@trismiati





Seulas Senyum Di Akhir Visitasi

Proses akreditasi tahun ini menyisakan banyak cerita. Mulai dari up load dokumen di SISPENA sampai menyiapkan agenda visitasi yang cukup menguras banyak tenaga, waktu, dan pikiran.

Di lembaga TKIT Ar Raihan Piyungan tempat di mana penulis mengabdi hanya membutuhkan waktu satu minggu untuk menyiapkan visitasi.

Dibutuhkan kerjasama, kerja cerdas, kerja cepat, dan yang paling penting kerja ikhlas dari seluruh warga sekolah.

Kenapa kerja ikhlas? Karena kalau hati gak ikhlas hanya akan membuat jiwa kita minim semangat, loyo,  bekerja tanpa gairah.

Kata kuncinya hanys ikhlas..ikhlas..dan harus ikhlas, karena bidang pendidikan emang bukan lahan basah untuk mencari uang tetapi cari amal jariyah.

Dan salah satu syarat diterimanya amal adalah ikhlas Lillaahita'ala karena Allah semata.


Mungkin ada guru yang berfikiran untuk apa sich ikut akreditasi segala? Toh gak di akreditasi juga setiap tahun ajaran baru muridnya banyak.

Pikiran guru seperti itu membuat lembaganya pasti tidak akan berkembang maksimal, seiring berjalannya waktu bisa jadi sekolahnya tutup gulung tikar.

Dengan maju akreditasi akan diketahui kekurangan dan kelebihan kita dalam mengelola lembaga sekolah sehingga dapat melakukan perubahan menjadi lebih baik.

Hasil penilaian akreditasi juga bisa dipakai sebagai bahan evaluasi untuk kerja-kerja ke depan dalam upaya peningkatan pelayanan jasa pendidikan sehingga mampu menghasilkan output lulusan yang handal sesuai harapan.

Ingat yaa bahwa kita sedang menyiapkan generasi masa depan yang harus mampu menghadapi tantangan jaman.

Jadi yaa kewajiban kita untuk bisa mengelola lembaga secara lebih profesional.

Ketika dalam mengelola lembaga asal-asalan, pasti berdampak pada semuanya termasuk kualitas lulusan.

Selama hari-hari kita menyiapkan segala perangkat akreditasi sering terjadi adu argumentasi dengan mitra kerja, tetapi justru di situlah kita saling melengkapi.

Segala ide, masukan, dan saran kita kemas menjadi kerja-kerja yang di dalamnya penuh aura kekompakan dan kerjasama.

Selama seminggu tersebut, kesibukan my team work meningkat tajam, tanpa kenal menyerah mereka berlari ke sana ke mari melengkapi administrasi.

Saking sibuknya pada tugas yang dikerjakan sampai-sampai gak ada waktu untuk santai-santai bercengkerama. Wajah para guru pun nampak kusut kurang tidur demi meraih nilai terbaik.

Alhamdulillah proses visitasi pun berjalan lancar meskipun ada hambatan kecil tetapi itu sangat berarti sekali.

Kita sempat deg-degan karena aplikasi sulit sekali di buka. Server pusat seakan-akan kurang bersahabat.

Padahal akreditasi secara on line hasilnya harus di kirim hari itu juga. Asesor juga kelihatan resah menghadapi kendala ini karena bisa diperkirakan bisa sampai malam hari.

Akhirnya sampailah kita pada acara penutupan sekitar pukul 17.45 dengan perasaan sangat lega.

Semua lelah seakan-akan hilang mak plas ketika sesi penyerahan berita acara.

Seulas senyum pun menghiasi prosesi perpisahan kami dengan para asesor.

Padahal sejak awal kedatangan, para asesor nampak mahal dalam hal senyuman. Yaahh dah bawaan kali yach..he..he..

Segala ikhtiar sudah kami lakukan, semoga mendapatkan nilai terbaik sehingga lembaga kami tercinta ini dapat melanjutkan ke Lisensi nya JSIT.aamiin.

#tetapsemangatkevisitasiTPA
#InsyaAllah
#menujuLISENSI-JSIT
@trismi







Akreditasi Yang Bikin Tensi Meninggi

Seminggu ini bagi penulis dan my team work adalah saat-saat dimana adrenalin terpacu bekerja lebih keras dan cepat untuk persiapan visitasi akreditasi.

Mengelola sebuah lembaga pendidikan memang tidak bisa lepas dari kegiatan akreditasi agar dapat diukur seberapa besar kualitas lembaga kita.

Tetapi ketika kebijakan dari pemerintah pusat dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (DIKPORA) sering berubah-ubah tak tentu arah maka berimbas juga ke kondisi lembaga.

Bayangkan aja ketika awalnya sudah ditentukan bahwa lembaga yang diwajibkan maju akreditasi adalah yang masa aktifnya habis paling lama, kita sich merasa aman-aman aja karena belum masuk nominasi.

Eh tiba-tiba di tengah jalan aturan berubah. Akhirnya lembaga dengan jumlah murid paling banyak yang wajib akreditasi terlebih dahulu.

Glodag... serasa ada petir menggelegar karena lembaga kita punya murid paling banyak di tingkat kecamatan.

Hanya dalam waktu 3 minggu kita diminta siapkan borang yang bikin kepala nyut-nyutan gak karuan.

Saat itu barengan juga dengan pembuatan laporan BOP, menyiapkan raport, masih ditambah lagi dengan tugas mata kuliah bikin PKP. Komplit dah, pusing maksimal.

Alhamdulillah semua terselesaikan dengan baik meskipun proses ke arah itu bagaikan sebuah cerita si Bandung Bondowoso.

Borang setebal 18 cm pun akhirnya tersajikan dengan begitu cantiknya, tinggal nunggu saat visitasi yang katanya dilaksanakan 2 bulan lagi.

Sudah 2 bulan berlalu visitasi yang dirindukan tidak nongol juga, eh..ada aturan baru bahwa akreditasi beralih ke sistem on line SISPENA.

Ya Allah paringono kekuatan, hanya itu yang bisa terucap mengingat kita sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk menyajikan borang secantik itu.

Apalagi kita akhirnya maju akreditasi untuk 2 layanan (TPA dan TKIT) sehingga cukup membuat baper gak karuan.

Sampai-sampai 3 printer sekolah pun ikut-ikutan stress, protes minta service akibat seharian digunakan tanpa rehat.

Eng..ing..eng..akhirnya kita pun dipaksa untuk mengulang proses akreditasi dengan sistem on line.

Si borang pun gak berguna, tergantikan dengan aplikasi baru SISPENA dan diminta melakukan entry data serta up load dokumen segera.

Entry data ke SISPENA pun butuh kesabaran tingkat tinggi karena aplikasinya sering error gak bisa dibuka sementara dead line waktu selalu menghantui hari-hari kita.

Alhamdulillah itu semua juga terlampaui meskipun jalannya sangat tertatih-tatih, tinggal nunggu visitasi yang masih remang-remang kapan waktunya.

Yayasan juga mengabarkan jika selesai visitasi akan membangun gedung 4 lokal untuk SDIT sehingga fasilitas ruang kelas kita akan dipinjam sementara waktu untuk ruang kelas SD.

Hampir 4 bulan berlalu visitasi juga gak ada kabar padahal tahun ajaran baru berjalan menghampiri kita begitu cepat.

Yayasan akhirnya memutuskan segera membangun gedung SDIT untuk mengejar tahun ajaran baru.

Lagi setengah jalan tiba-tiba dapat kabar mendadak dari asesor kalau jadwal visitasi seminggu lagi.

Glodag..glodag..glodag, dalam kondisi anak-anak masih kegiatan orientasi/MOS dan pembangunan gedung juga belum selesai akhirnya yaa siap tidak siap yaa harus siap.

Dah coba lobi sana sini agar minta ganti yang tahap 3 tapi gagal total karena jadwal sudah terlanjur sampai pusat.

Dalam kondisi terjepit seperti ini lah peran kepala sekolah sangat menentukan.

Sebagai sosok yang berfungsi sebagai manajer sekolah, seorang kepsek dituntut harus mampu berpikir cerdas menyusun strategi menghadapi masalah.

Mungkin kalau sang manajer punya bekal ilmu memadai sich hal itu gak begitu bermasalah, tetapi kalau kebalikannnya yaa elah, jadinya nabrak sana nabrak sini cari teman yang bisa kasih solusi wkwkwk.

Yang bikin kita tambah emosi di saat seperti ini yaitu bersamaan juga dengan pencairan dana BOP disertai pembuatan laporannya.

Eh..eh..masih ada bonus  aplikasi baru si GADIS PENTUL yaitu entry data guru yang sudah melambai-lambai minta disentuh jemari kita.

Bismillah..berbekal tim yang kompak, langsung aja kita tancap gas mempersiapkan semua perangkatnya.

Yaahhh..namanya juga tim emak-emak yang sebagian besar punya anak balita, tentu di tengah-tengah bekerja selalu ada iklan lewat.

"Ayo miiii kita pulang", kata balita A.
"Umi..lapar.. mau makan, suapi yaa", kata B.
"Umi, adik ngompol", kata si C
"Umi kok lama banget bekerjanya", kata si D sambil menangis minta digendong.
"Miiii..adik e'e' di celana", kata si E

Lihat krucil-krucil seperti itu sebenarnya sang manajer trenyuh dan juga gak tega, tapi yaa gimana lagi..dah konsekuensi kita untuk selalu siap siaga melakukan tugas negara. Sabar yaa makkk !

Dan suasana sekolah pun jadi makin gaduh, ribut, serta riuh dari pagi sampai menjelang petang.

Belum lagi nanti pulangnya para emak-emak super ini masih bawa kerjaan.
Mungkin ini evaluasi bagi kita yang terjun di dunia pendidikan.

Sebagai guru alangkah baiknya jika administrasi kelasnya dah tertib dari awal sehingga ketika menghadapi akreditasi dah gak begitu banyak yang disiapkan.

Sebagai kepsek sangat penting berbekal keterampilan IT dan ilmu manajemen yang memadai sehingga dapat mengelola lembaga dengan baik. 

Apalagi dapat bisikan dari teman yang habis akreditasi dan dapat nilai A, pas acara presentasi dibuat yang wah biar para assesor terpesona sehingga waktu ngecek administrasinya tinggal plas..plas..cuma sekilas. Makin puyeng nich....

Sebagai pejabat penentu kebijakan di bidang pendidikan, mbok iyao jangan mudah gonta ganti aturan. Kalau pendidik terlalu banyak dibebani dengan tugas administrasi, kasihan kan anak didiknya jadi terlantar.
Bismillah...penulis minta do'a semoga kita dapat menjalani proses akreditasi ini dengan lancar dan mendapat nilai maksimal..aamiin..@trismiati

#rehatsejenak #ditulissambilmenunggusecangkirkopi
#H-3














Belajar Dari Sang Juara

Masyarakat Indonesia saat ini dibuat tersentak dengan kehadiran sosok sang juara lari tingkat dunia yang mampu mengalahkan duo sprinter negara adidaya Amerika Serikat.

Dunia olah raga khususnya cabang atletik pun sangat bangga melihat kemenangan tersebut karena ini benar-benar diluar dugaan.

Sang juara saat ini menjadi berita utama di linimasa baik media cetak maupun elektronik. 

Yaa..dia adalah seorang putra asli Lombok NTB bernama Lalu Muhammad Zohri.

Di media sosial menjadi perbincangan para netizen tidak saja tentang kemenangannya yang spektakuler tetapi sampai ke hal-hal kecil seperti kurangnya suporter, kelambatan pemberian bendera, bahkan sampai ke rumahnya yang memang sangat memprihatinkan, jauh dari kelayakan.

Melihat video ketika perlombaan itu berlangsung, penulis pun merasa terharu sampai mewek, tetapi terselip rasa bangga pada prestasi yang telah diukir dalam sejarah olah raga atletik.

Kemenangan tersebut seakan-akan menjadi pelepas dahaga di tengah terpuruknya sebagian besar generasi muda negeri ini dari himpitan masalah narkoba, pergaulan bebas, klitih, tawuran serta tindakan kriminal lainnya.

Allah SWT telah menghadirkan seorang Zohri hingga kita bisa mengambil banyak hikmah dan pelajaran dari kehidupannya yang sangat minim fasilitas tetapi mampu membuat prestasi gemilang di bidangnya.

Apa yang telah dilakukan Zohri selama ini semoga mampu menginspirasi masyarakat Indonesia terutama para generasi muda agar tak lupa mengembangkan potensinya.

Ada beberapa karakter yang patut kita jadikan sebagai tauladan hidup dari seorang Zohri, yaitu:

1#Kepasrahannya pada Allah SWT sangat tinggi.
Begitu pemenang diumumkan, Zohri melakukan selebrasi sujud syukur. 

Ini menandakan betapa seorang Zohri punya jiwa spiritual tinggi. 

Tanah kelahirannya yang terkenal dengan sebutan seribu masjid telah membentuk jiwanya menjadi seorang muslim taat. Jika muslim abangan biasanya selebrasinya ya berjoget ria he..he..

2#Pribadi yang punya semangat membara.
Penulis baca tentang profil Zohri, dia ternyata seorang yatim sejak usia SD dan dari keluarga kurang mampu. 

Tetapi kondisi itu tidak membuat kendor semangatnya, dia terus berlatih sampai menuju puncak kesuksesan. 

Dia sering berlatih lari tanpa alas kaki karena sepatu bagi Zohri merupakan barang mahal yang hanya dipakai ketika mengikuti perlombaan.

3#Pribadi yang tau akan potensi dirinya.
Zohri sangat mengenal potensi yang ada dalam dirinya dan tahu bagaimana agar potensi tersebut dapat terasah dengan lebih terarah. 

4#Pribadi yang sangat percaya diri.
Di tengah keterbatasan fasilitas yang dimiliki, ternyata Zohri dapat tampil penuh percaya diri. 

Dia bukan tipe pemuda yang minder dengan kekurangannya, tetapi sangat percaya dengan keunggulan dan kemampuannya hingga begitu yakin bahwa dengan usaha keras maka kesuksesan pun akan bisa diraih. 

Itu beberapa karakter yang ada pada diri Zohri, penulis yakin jika kisah hidupnya difilmkan tentunya akan menginspirasi para generasi muda negeri ini.

Terlalu lama kita dijejali dengan adegan-adegan sinetron yang hanya menawarkan impian semu dan membentuk generasi muda kita menjadi pribadi instan, gaya hidup konsumtif, materialistis, dan mudah menyerah.

Yaa..kita sangat butuh sosok yang menginspirasi. Semoga kelak ada Zohri-Zohri lain yang unggul di berbagai macam bidang kehidupan sehingga Indonesia menjadi negara yang diunggulkan di kancah dunia..aamiin.@trismiati










Senangnya Belajar Di Sekolah Islam Terpadu

"Bu guru minta tolong yah nanti siang ananda diingatkan minum obat. Tadi saya minta gak usah berangkat dulu tapi anaknya gak mau tuuhh, pengin tetep sekolah", kata ibu wali murid iba. "Yaa bun siaaaapppp", jawab bu guru mantap.

"Bu hari Sabtu kemarin mas Haidar bersikukuh pengin sekolah, akhirnya saya antar. Setelah tahu kalau sekolahnya sepi baru mau diajak pulang", kata ibu wali murid baru.

"He..he..he..iya tho bun?, wah mas Haidar semangat sekali sampai liburpun pengin ke sekolah", jawab bu guru sambil garuk-garuk kepala yang gak gatal.

"Buuu tolong yah itu kukunya mbak Esta dah panjang-panjang gak mau dipotong. Maunya sama bu guru katanya", kata ibu wali murid sambil senyum-senyum. 

"Siaaapppp bun, nanti pulang sekolah kukunya mbak Esta ditanggung dah bersih dech", jawab bu guru meyakinkan.

"Bu hari ini mas Gibran pengin berbagi yakult ke teman-temannya. Minta tolong nanti dibantu yah, yakultnya saya taruh di tas", kata ibu wali murid yang kebetulan jualan yakult keliling.

"Subhanallah, siaapp bun. Terima kasih yaa mas Gibran, semoga mendapat pahala berlipat. Aamiin. Langsung deh wajah mas Gibran cerah ceria karena tersanjung.

Di suatu sore menjelang maghrib, ada yang ketok-ketok pintu rumah. "Assalamu'alaikum", terdengar suara lembut seorang wanita.

"Wa'alaikummussalam," jawab saya sambil membukakan pintu ruang tamu.
"Eh ada mbak Luay, ayok masuk.."ajak saya dengan rasa penuh penasaran.

"He..he..he..maaf bu, ini mbak Luay dari tadi siang merengek minta main ke rumah bu Trismi. Saya dah berusaha merayu agar lain waktu tapi anaknya gak mau, minta diantar sekarang  juga," kata ibunya mbak Luay sambil tersipu malu.
"Oh gak pa pa bun, namanya juga masih anak-anak."

Itulah beberapa temuan percakapan di lapangan antara bunda-bunda wali murid dengan penulis yang kebetulan menjadi seorang guru di Sekolah Islam Terpadu atau SIT jenjang PAUD.

Sebagai guru pasti senang yach lihat anak-anak semangat dalam belajar. Bagaimana agar anak-anak merasa enjoy dan semangat mengikuti kegiatan di sekolah?

Yang pertama yaa buatlah anak-anak itu merasa nyaman dan dekat dengan kita selaku ibu gurunya. 

Guru memang harus mampu berperan menjadi orang tua anak di sekolah, menjadi teman bermain yang mengasyikkan, dan juga menjadi sosok yang dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi anak. 

Yang kedua tentunya perlu didukung dengan berbagai macam kegiatan yang dapat menarik minat anak, pasti deh dijamin mereka gak akan bosan dan selalu semangat ke sekolah. 

Berikut penulis sampaikan beberapa  contoh kegiatan pendukung di SIT khususnya yang di jenjang PAUD  usia Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.

1#Out Bound
Kegiatan ini dapat membuat anak makin percaya diri, mandiri, berani mengambil resiko, belajar menyelesaikan masalah, terlatih fisik motoriknya, mahir bekerja sama, dan tentunya bikin mereka happy.

Baca http://paud-pembelajaran.blogspot.com/2018/03/menjalin-komunikasi-melalui-outbound.html



2#Jumpa Tokoh
Kegiatan ini biasanya diadakan di sekolah dengan mengundang seorang tokoh sebagai narasumber atau pemateri, seperti pemadam kebakaran, polisi, dokter, pedagang keliling, koki, dan sebagainya.

Anak-anak dikenalkan sebuah profesi atau pekerjaan yang ditekuni sang tokoh. Selain menambah wawasan, kegiatan ini juga dapat menjadi gambaran tentang sebuah profesi. 

Anak-anak akan diajak melakukan aktivitas seputar profesi yang digeluti sang tokoh.
Menghadirkan petugas pemadam kebakaran
Menghadirkan dokter gigi
Menghadirkan pengusaha sablon
3#Program Pengenalan Lingkungan (PPL)
Anak-anak diajak mengenal dunia di luar lingkungan sekolah dengan berkunjung ke lokasi sentra usaha, tempat wisata, museum, perkantoran, dan sebagainya.

Mereka dikenalkan dengan berbagai ragam aktivitas yang dilakukan orang dewasa di berbagai bidang kehidupan.

Kegiatan ini dapat menambah pengalaman anak dan belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baru ditemui.
Di sanggar batik Imogiri
Di kantor pos
4#Renang
Selain sebagai sarana olah raga yang dapat menyehatkan badan, renang juga dapat melatih pernafasan, meningkatkan kekuatan otot dan tulang, meninggikan badan, menyehatkan jantung, serta dapat meredakan stress pada anak.

Puas bermain air
5#Market Day
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha pada diri anak. Mereka diajak untuk memerankan aktivitas di pasar, dijelaskan tentang etika di dalam pasar, serta dikenalkan dengan nilai uang rupiah. Ada yang berperan sebagai penjual dan pembeli.

Baca http://paud-pembelajaran.blogspot.com/2018/01/menumbuhkan-jiwa-wirausaha-anak-usia.html

Market day yang super heboh
Itu beberapa kegiatan pendukung yang mampu membuat anak-anak antusias dan semangat belajar di sekolah khususnya di SIT.  Masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang lainnya. 

Insya Allah akan penulis lanjutkan besok yaa ulasannya.@trismiati















Artikel Aksi Nyata Modul 3.3

  AKSI NYATA MODUL 3 Alhamdulillah dalam modul 3 ini saya sudah melakukan 3 aksi nyata sesuai dengan sub materi yang ada di LMS, meliputi : ...

Popular Posts