Seperti Apa Model Pendidikan Keluarga Kita ?

Allah SWT menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia. Di dalamnya terdapat begitu banyak ibroh atau pelajaran yang bisa kita ambil hikmahnya. 

Mulai dari kejadian gejala alam, perilaku tumbuhan sampai perangai binatang terkadang dapat melukiskan dan menjadi gambaran perilaku kita sebagai manusia.

Dalam kehidupan rumah tangga khususnya dalam hal melahirkan, mendidik, dan membesarkan anak, ternyata ada beberapa tipe perilaku binatang yang dapat dijadikan cermin perilaku keluarga kita. 

Berikut beberapa perilaku binatang yang penulis rangkum sebagai bahan evaluasi bagi para orangtua dalam menerapkan model pendidikan keluarganya. 

1. Model Keluarga Ayam

Ayam jantan tidak pernah setia dengan pasangannya, setelah selesai menggauli ayam betina yang satu, lalu pergi begitu saja mencari kesenangan untuk dirinya sendiri. 

Sementara ayam betinalah yang dengan sabar melahirkan (bertelur), mengerami sampai menetas, merawat, dan membesarkan semua anaknya.

Tak sampai disitu pengorbanan si betina, ia juga yang mengajarkan anak-anaknya cara mengais-ngais mencari  makanan dan mengajarkan cara mempertahankan diri dari gangguan. 

Sementara si jantan dengan sikap cueknya justru malah asyik dengan pasangan betina yang baru.

Model keluarga seperti ini menggambarkan perilaku seorang ayah yang tidak punya rasa tanggung jawab pada istri dan anak-anaknya. 

Dia hanya sibuk mencari kesenangan untuk memuaskan nafsu dirinya sampai menelantarkan anak dan membiarkan istri bercucuran keringat bekerja keras mencari nafkah buat kebutuhan keluarga. 

Ketika anak berperilaku tidak sesuai dengan yang diharapkan, justru istrilah yang menjadi sasaran kemarahan. Sungguh malang nasib istri dan anak-anaknya kalau punya keluarga model seperti ini.

2. Model Keluarga Bebek

Perilaku bebek jantan sama persis dengan si ayam jantan. Ia tidak pernah setia dengan pasangannya. Ia merasa paling perkasa sehingga sangat sering gonta ganti pasangan. 

Karena punya karakter seperti itu maka peternak pun kadang hanya butuh satu atau dua ekor pejantan saja untuk menggauli puluhan bebek betina yang dimiliki. 

Tidak seperti ayam betina yang punya rasa tanggung jawab besar terhadap anak-anaknya, bebek betina perilakunya sama persis dengan bebek jantan. 

Setelah bertelur di sembarang tempat lalu meninggalkannya begitu saja. Bebek jantan dan betina maunya hanya berbuat tetapi tidak mau bertanggung jawab terhadap hasil perbuatannya. 

Justru ayam betinalah yang dengan ikhlas mau mengerami telurnya si bebek hingga menetas.

Model keluarga bebek seperti ini juga banyak kita jumpai pada masyarakat lingkungan sekitar. Ayah ibu terlalu sibuk mengejar karier sampai melupakan kewajibannya mendidik anak.

Pengasuhan anak mereka serahkan ke pembantu atau neneknya. Biasanya mereka juga "pasrah bongkokan" pada guru di sekolah. 

Menghadapi model orangtua seperti ini dipastikan bikin pusing pihak sekolah karena sering mangkir dari kegiatan sekolah seperti program parenting, kegiatan POMG, dan sebagainya dengan alasan sibuk. 

Lebih parah lagi mereka sering menyepelekan apa yang sudah menjadi kewajiban selaku wali murid, misalnya  menunggak administrasi sekolah. 

Ketika  diajak komunikasi tentang perkembangan anakpun..hiks..hiks..susah sekali. Buku penghubung jarang dibuka sehingga sering gagal paham ketika ada instruksi misalnya anak harus bawa apa.

Penulis pernah dengar curhat dari teman yang pengalaman punya wali murid model seperti ini. Anak diantar ke sekolah dalam keadaan belum mandi..hemm..sabar..sabar..!!

Lebih tragis lagi nasib si anak ketika keberadaannya tidak diinginkan karena merupakan hasil dari hubungan tidak sah, ayah ibunya sampai tega membuangnya hanya untuk menutupi rasa malunya. 

3. Model Keluarga Merpati

Ada perumpamaan yang indah dalam hidup berkeluarga dan mendidik anak, dialah merpati. Beberapa perilaku merpati yang bisa kita jadikan pelajaran adalah:

➤ Merpati selalu setia dengan pasangannya.

Merpati merupakan binatang yang paling setia dengan pasangannya. Ia akan mencari pasangan lagi ketika pasangan lama mati atau sengaja dipisahkan oleh pemiliknya. Maka ada benarnya juga kalau dikatakan "merpati tak pernah ingkar janji".

Bukti kesetiaan merpati bisa kita lihat pada pasangan merpati balap, meskipun jarak memisahkan mereka namun ketika melihat kibasan sayap sosok pasangannya akan mengenali dan ia akan datang menghampirinya.


Betapapun merpati terbang sangat jauh akhirnya tetap akan kembali pulang ke rumahnya.

➤ Merpati selalu bekerja sama dan bersinergi membangun rumah tangganya.

Merpati jantan dan betina saling bahu membahu membuat sarang untuk mempersiapkan proses "kelahiran" keturunan mereka. Begitu juga pada saat mengerami telur, antara merpati jantan dengan betina saling bergantian.

Ketika telur menetaspun kerjasama antara merpati jantan dengan betina masih terus berlanjut. Mulai dari mencarikan makanan, menyuapi, dan mengajari terbang selalu dilakukan secara bergantian.

Model orangtua seperti ini tentu akan memberikan kebahagiaan hidup bagi anak-anaknya. Betapapun sibuknya orangtua ketika kewajiban mendidik anak tetap dilaksanakan maka anak Insya Allah akan tumbuh menjadi pribadi berakhlak mulia dan sukses hidupnya.

4. Model Keluarga Babi

Allah mengharamkan babi untuk di makan tentunya memang banyak mengandung madharat. Babi adalah binatang sangat kotor dan punya pola hidup jorok.

Selain jorok, babi juga sangat rakus. Ketika perutnya sudah penuh dan tidak ada makanan lagi maka ia akan memuntahkan isi perutnya lalu memakannya kembali untuk memuaskan kerakusannya.

Ia suka makan sampah, busuk-busukan, kotoran hewan lain bahkan kotorannya sendiri ketika sudah tidak ada lagi yang bisa dimakan.

Babi juga menganut pola seks bebas dan menyimpang, mau menggauli sesama jenis bahkan anak babi jantan ketika dewasa pun mau menggauli babi betina meskipun itu ibunya sendiri.

Saat ini model keluarga babi sangat gencar di sosialisasikan dan mencoba diperjuangkan secara legal di negeri ini oleh para aktifis yang mengatasnamakan pro toleransi, pro HAM, maupun pro demokrasi.

Media sosial menjadi sarana penyebaran pengaruh orientasi seks menyimpang atau lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Apa jadinya negeri yang mayoritas muslim ini jika sampai memberi ruang bagi berkembangnya paham tersebut. Na'udzubillahi mindzalik.

Subhanallah..begitu banyak pelajaran yang Allah berikan dalam kehidupan ini melalui berbagai macam perilaku binatang di atas, kita tinggal memilih mau seperti apa model pendidikan keluarga kita. Apapun pilihan kita maka kelak akibatnya juga akan kembali kepada diri kita.

Merpati adalah burung yang di beri Allah sebuah kelebihan berupa insting, sementara kita di beri anugerah berupa panca indera dan akal pikiran yang sempurna dan seharusnya bisa membuat kita jauh lebih baik dari merpati.

Sebagai insan beriman tentulah model keluarga Nabi dan Rasul cukup menjadi suri tauladan kita. Terlebih lagi kisah keluarga Rasulullah Muhammad saw, beliau manusia pilihan yang memiliki akhlak sempurna dan berhasil mendidik keluarganya menjadi pribadi-pribadi unggul. 

Semoga kita diberi kemudahan dan kekuatan untuk membina dan mendidik keluarga kita seperti apa yang Rasul teladankan.aamiin..@trismiati





























Peran Ayah Terhadap Pendidikan Anak

Kehadiran seorang anak dalam sebuah rumah tangga merupakan anugerah dari Allah SWT yang tak ternilai harganya.

Anak ibarat perhiasan bagi kehidupan di dunia. Sejak kelahirannya, ke dua orang tuanya pasti mengharapkan agar kelak menjadi anak sholeh yang senantiasa memberikan manfaat bagi keluarga dan lingkungannya.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S Al Kahfi 46 :

  الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَاباً وَخَيْرٌ أَمَلاً


"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal dan shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan."
Selain menjadi perhiasan kehidupan di dunia, keberadaan anak sekaligus juga merupakan ujian yang dapat menjerumuskan seorang hamba kepada kebinasaan. 

Allah SWT mengingatkan hal ini dalam firman-Nya: 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوّاً لَكُمْ   فَاحْذَرُوهُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka…” (Qs. At-Taghaabun:14)
Makna “menjadi musuh bagimu” adalah karena jiwa manusia secara fitrah akan cinta kepada istri dan anak-anaknya sehingga saking cintanya sampai melalaikan dari kecintaannya pada Allah SWT. 
Banyak terjadi kasus seorang ayah yang karena menuruti semua keinginan gaya hidup istri dan anak sampai tergoda melanggar hal-hal yang di larang dalam syariat, seperti korupsi, menipu, merampok, dan sebagainya.

Apalagi jaman sekarang di mana biaya hidup semakin berat kalau tidak diimbangi dengan penguatan keimanan dapat terjerumus ke dalam tindakan-tindakan negatif seperti di atas.

Maka penting bagi orangtua terutama ayah selaku pemimpin rumah tangga untuk memperhatikan pendidikan akhlak anggota keluarganya.

Pendidikan akhlak yang seperti apa? Tentunya pendidikan akhlak dalam Islam yang sudah di contohkan oleh suri tauladan kita Rasulullah SAW. 

Peran ayah dalam pendidikan akhlak anggota keluarga tidak mudah, butuh bekal ilmu dan wawasan. Itu bisa didapatkan melalui buku siroh, aktif mengikuti kajian keislaman, program parenting, maupun dari media (radio, TV, internet)

Sebagian masyarakat kita masalah pendidikan akhlak seorang anak seakan akan merupakan kewajiban ibu. Padahal sosok seorang ayah sangat berpengaruh bagi pembentukan karakter anak karena biasanya anak menjadikan ayahnya sebagai sosok yang diidolakan.

Perlu kesadaran dari para ayah untuk kembali menjalankan fungsinya sebagai pendidik utama dalam keluarga. Jangan sampai kesibukannya dalam mencari nafkah sampai melupakan kewajiban mendidik dan membina akhlak anak-anaknya. @trismiati










Tanamkan Pendidikan Akhlak Sejak Usia Dini

Kabar meninggalnya guru Budi akibat dianiaya oleh salah satu siswanya sendiri membuat dunia pendidikan kita terluka. 

Peristiwa ini menjadi gambaran dari sebuah kegagalan dalam menanamkan pendidikan akhlak pada diri pelaku. Harusnya ini menjadi evaluasi bagi orangtua dan para guru agar pendidikan akhlak benar-benar ditanamkan pada diri anak. 

Akhlak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:20) dapat diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. 

Kata akhlak merupakan serapan yang berasal dari Bahasa Arab, yaitu al-khuluqu yang dapat diterjemahkan sebagai perangai dan tabiat.

Secara sederhana akhlak dapat dipahami sebagai sebuah perilaku atau sikap perbuatan yang dimiliki oleh seseorang. 

Perilaku itu sendiri dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu perilaku baik (akhlaqul karimah) dan perilaku tercela (akhlaqul mazmumah).

Peristiwa meninggalnya guru Budi tersebut merupakan salah satu contoh dari perilaku tercela atau akhlaqul mazmumah yang ada pada diri pelaku. 

Sebuah kenyataan saat ini bahwa kondisi akhlak terutama di kalangan anak didik (pelajar) telah jauh melenceng dari nilai-nilai Islam. 

Kita sering menyaksikan fenomena kerusakan akhlak yang "dipamerkan" mereka seperti aksi tawuran, klithih, balapan liar, narkoba bahkan pergaulan bebas. 

Tidak hanya itu, adab dan sopan santun mereka baik kepada orangtuanya maupun guru di sekolah pun sudah mulai luntur dan pudar.

Banyak faktor penyebab dari kerusakan akhlak tersebut, di antaranya: kurangnya kontrol orangtua, pengaruh media terutama televisi yang tiap hari menyajikan tontonan "tidak sehat" bagi anak, pengaruh lingkungan pergaulan maupun faktor arus informasi tanpa batas dari internet.

Menyikapi berbagai macam kerusakan akhlak tersebut, hal yang harus diupayakan menurut pandangan penulis adalah menanamkan pendidikan akhlak pada diri anak mulai sejak usia dini sehingga ketika menginjak dewasa akan menjadi manusia bermoral dan bernilai segala perilakunya. 


"Pendidikan akhlak adalah tanggung jawab kita bersama"

Pendidikan akhlak yang paling efektif di mulai dari lingkungan keluarga terutama ke dua orangtuanya. Bagaimana caranya? Insya Allah akan penulis sampaikan pada artikel selanjutnya. @trismiati







Pentingnya Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini

Anak merupakan rezeki yang diamanahkan Allah kepada hamba-hambaNya. Karena merupakan amanah, kelak akan dimintai pertanggung jawaban dalam hal mendidik dan merawatnya hingga usia dewasa. 

Agar tugas mendidik berjalan lancar maka orangtua perlu membekali diri dengan ilmu sehingga anak dapat tumbuh menjadi pribadi berakhlak mulia, sukses dunia dan akhiratnya.

Hal penting yang harus diajarkan orangtua pada anak adalah tentang pendidikan seks. Dalam Islam pendidikan seks dimaksudkan agar anak dapat mengerti tentang seks yang benar dan sesuai dengan landasan agama (syari'at) sehingga kesucian dan kehormatannya akan terjaga sampai memasuki jenjang keluarga. 

Selain itu, pendidikan seks yang benar dapat menghindarkan anak dari penyimpangan perilaku seksual seperti lesbian, gay, homoseksual, dan penyimpangan lainnya. Orangtua harus waspada dengan  hal ini mengingat sekarang perilaku tersebut sudah merebak terjadi di sekitar kita.

Pendidikan seks harus dikenalkan pada anak sesuai dengan tahapan perkembangannya. Metode pendidikan yang dipakai pun harus sesuai dengan apa yang diajarkan Rasul dan sejalan dengan fitroh manusia sehingga berdampak pada pembentukan akhlak mulia.

Jika saat ini banyak kasus menimpa kalangan remaja seperti pergaulan bebas, kehamilan di luar nikah, aborsi, pemerkosaan, hubungan saudara sekandung, maupun kasus penyimpangan seksual lain, itu merupakan salah satu akibat orangtua tidak memberikan pendidikan seks pada anak. 

Banyak orangtua masih menganggap bahwa bicara seks itu tabu. Akhirnya anak pun mendapat informasi yang salah tentang seks entah itu dari teman bergaul, majalah, maupun internet. 

Apalagi di era informasi sekarang ini, di usia remaja sudah mendapatkan fasilitas HP tanpa ada pengawasan dari orangtua sehingga mereka punya kebebasan luas membuka situs-situs porno yang dapat merusak moral mereka.

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan orangtua untuk mengenalkan pendidikan seks khususnya pada anak usia dini:

Tanamkan rasa malu pada diri anak.

Meskipun mereka masih kecil, jangan biarkan anak keluar rumah tanpa memakai pakaian. Beri penjelasan dengan bahasa sederhana pada mereka tentang batasan aurat yang harus ditutupi. 


Tanamkan jiwa maskulin pada anak laki-laki dan feminim pada anak perempuan.

Kenakan pakaian yang menutup aurat dan perlakukan mereka sesuai dengan jenis kelamin. Bagi anak perempuan kenakanlah jilbab agar ketika usia baligh sudah terbiasa dan mudah menjalankannya.

Ibnu Abbas ra berkata: "Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang berlagak wanita dan wanita yang berlagak meniru laki-laki" (HR Al Bukhari)

➤ Pemisahan tempat tidur

Pada usia 10 tahun pisahkan tempat tidur antara anak laki-laki dengan anak perempuan karena pada usia ini anak telah mempunyai kesanggupan untuk menyadari perbedaan jenis kelamin. 

Banyaknya kasus perzinaan saudara sekandung yang terjadi di masyarakat cukup menjadi pelajaran bagi orangtua untuk menyadari pentingnya menjalankan aturan agama khususnya dalam hal mendidik anak. 

Jika perzinaan tersebut sampai membuahkan anak, betapa besar kehancuran mental dan akhlak anak-anak yang terlibat di dalamnya. Akhirnya hanya penyesalan yang akan di dapat dan itu sudah tidak ada gunanya lagi. 

Untuk mencegah hal tersebut terjadi,  orangtua harus melaksanakan apa yang sudah menjadi aturan agama.
Rasulullah SAW. bersabda:

"Suruhlah anak-anakmu shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka (tanpa menyakitkan jika tidak mau shalat) ketika mereka berumur 10 tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka." (HR. Abu Dawud)

Seandainya dalam keluarga tersebut punya banyak anak dan kamar tidur tidak cukup untuk memisahkan mereka, maka pemecahan masalah sementara untuk anak perempuan tidur di kamar dan anak laki-laki bisa tidur di ruang tamu. Walaupun 2 anak yang sama jenisnya berada dalam satu kamar tidur tetap dipisahkan selimutnya.

➤ Dampingi anak ketika menonton TV

Orangtua harus selektif memilihkan acara TV yang layak ditonton anak karena anak mudah sekali meniru apa yang pernah di tontonnya. 

Banyak tayangan sinetron yang menggambarkan pergaulan bebas antara laki-laki dengan perempuan (pacaran), gaya berpakaian seronok, serta perilaku selingkuh yang itu semua jika ditonton anak akan berdampak buruk bagi penanaman karakter anak.

➤ Awasi anak dalam menggunakan HP

Sebaiknya anak usia dini jangan diberi kebebasan pegang HP karena selain merusak daya konsentrasi mungkin juga kalau tidak diawasi secara tidak sengaja mereka menemukan gambar atau video porno yang tidak pantas dilihat. 

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditekankan bahwa pendidikan seks harus dikenalkan pada anak sejak usia dini agar anak punya pemahaman yang benar. 

Peran orangtua sangat penting, sebagai pendidik pertama untuk anaknya dapat mengarahkan anak agar tidak terjerumus dalam perbuatan tercela dan dilaknat oleh Allah SWT baik itu selama hidup di dunia maupun di akhirat.

@trismiati











Artikel Aksi Nyata Modul 3.3

  AKSI NYATA MODUL 3 Alhamdulillah dalam modul 3 ini saya sudah melakukan 3 aksi nyata sesuai dengan sub materi yang ada di LMS, meliputi : ...

Popular Posts