Mulai dari kejadian gejala alam, perilaku tumbuhan sampai perangai binatang terkadang dapat melukiskan dan menjadi gambaran perilaku kita sebagai manusia.
Dalam kehidupan rumah tangga khususnya dalam hal melahirkan, mendidik, dan membesarkan anak, ternyata ada beberapa tipe perilaku binatang yang dapat dijadikan cermin perilaku keluarga kita.
Berikut beberapa perilaku binatang yang penulis rangkum sebagai bahan evaluasi bagi para orangtua dalam menerapkan model pendidikan keluarganya.
1. Model Keluarga Ayam
Ayam jantan tidak pernah setia dengan pasangannya, setelah selesai menggauli ayam betina yang satu, lalu pergi begitu saja mencari kesenangan untuk dirinya sendiri.
Sementara ayam betinalah yang dengan sabar melahirkan (bertelur), mengerami sampai menetas, merawat, dan membesarkan semua anaknya.
Tak sampai disitu pengorbanan si betina, ia juga yang mengajarkan anak-anaknya cara mengais-ngais mencari makanan dan mengajarkan cara mempertahankan diri dari gangguan.
Sementara si jantan dengan sikap cueknya justru malah asyik dengan pasangan betina yang baru.
Model keluarga seperti ini menggambarkan perilaku seorang ayah yang tidak punya rasa tanggung jawab pada istri dan anak-anaknya.
Dia hanya sibuk mencari kesenangan untuk memuaskan nafsu dirinya sampai menelantarkan anak dan membiarkan istri bercucuran keringat bekerja keras mencari nafkah buat kebutuhan keluarga.
Ketika anak berperilaku tidak sesuai dengan yang diharapkan, justru istrilah yang menjadi sasaran kemarahan. Sungguh malang nasib istri dan anak-anaknya kalau punya keluarga model seperti ini.
2. Model Keluarga Bebek
Perilaku bebek jantan sama persis dengan si ayam jantan. Ia tidak pernah setia dengan pasangannya. Ia merasa paling perkasa sehingga sangat sering gonta ganti pasangan.
Karena punya karakter seperti itu maka peternak pun kadang hanya butuh satu atau dua ekor pejantan saja untuk menggauli puluhan bebek betina yang dimiliki.
Tidak seperti ayam betina yang punya rasa tanggung jawab besar terhadap anak-anaknya, bebek betina perilakunya sama persis dengan bebek jantan.
Setelah bertelur di sembarang tempat lalu meninggalkannya begitu saja. Bebek jantan dan betina maunya hanya berbuat tetapi tidak mau bertanggung jawab terhadap hasil perbuatannya.
Justru ayam betinalah yang dengan ikhlas mau mengerami telurnya si bebek hingga menetas.
Model keluarga bebek seperti ini juga banyak kita jumpai pada masyarakat lingkungan sekitar. Ayah ibu terlalu sibuk mengejar karier sampai melupakan kewajibannya mendidik anak.
Pengasuhan anak mereka serahkan ke pembantu atau neneknya. Biasanya mereka juga "pasrah bongkokan" pada guru di sekolah.
Menghadapi model orangtua seperti ini dipastikan bikin pusing pihak sekolah karena sering mangkir dari kegiatan sekolah seperti program parenting, kegiatan POMG, dan sebagainya dengan alasan sibuk.
Lebih parah lagi mereka sering menyepelekan apa yang sudah menjadi kewajiban selaku wali murid, misalnya menunggak administrasi sekolah.
Ketika diajak komunikasi tentang perkembangan anakpun..hiks..hiks..susah sekali. Buku penghubung jarang dibuka sehingga sering gagal paham ketika ada instruksi misalnya anak harus bawa apa.
Penulis pernah dengar curhat dari teman yang pengalaman punya wali murid model seperti ini. Anak diantar ke sekolah dalam keadaan belum mandi..hemm..sabar..sabar..!!
Lebih tragis lagi nasib si anak ketika keberadaannya tidak diinginkan karena merupakan hasil dari hubungan tidak sah, ayah ibunya sampai tega membuangnya hanya untuk menutupi rasa malunya.
3. Model Keluarga Merpati
Ada perumpamaan yang indah dalam hidup berkeluarga dan mendidik anak, dialah merpati. Beberapa perilaku merpati yang bisa kita jadikan pelajaran adalah:
➤ Merpati selalu setia dengan pasangannya.
Merpati merupakan binatang yang paling setia dengan pasangannya. Ia akan mencari pasangan lagi ketika pasangan lama mati atau sengaja dipisahkan oleh pemiliknya. Maka ada benarnya juga kalau dikatakan "merpati tak pernah ingkar janji".
Betapapun merpati terbang sangat jauh akhirnya tetap akan kembali pulang ke rumahnya.
➤ Merpati selalu bekerja sama dan bersinergi membangun rumah tangganya.
Merpati jantan dan betina saling bahu membahu membuat sarang untuk mempersiapkan proses "kelahiran" keturunan mereka. Begitu juga pada saat mengerami telur, antara merpati jantan dengan betina saling bergantian.
Ketika telur menetaspun kerjasama antara merpati jantan dengan betina masih terus berlanjut. Mulai dari mencarikan makanan, menyuapi, dan mengajari terbang selalu dilakukan secara bergantian.
Model orangtua seperti ini tentu akan memberikan kebahagiaan hidup bagi anak-anaknya. Betapapun sibuknya orangtua ketika kewajiban mendidik anak tetap dilaksanakan maka anak Insya Allah akan tumbuh menjadi pribadi berakhlak mulia dan sukses hidupnya.
4. Model Keluarga Babi
Allah mengharamkan babi untuk di makan tentunya memang banyak mengandung madharat. Babi adalah binatang sangat kotor dan punya pola hidup jorok.
Selain jorok, babi juga sangat rakus. Ketika perutnya sudah penuh dan tidak ada makanan lagi maka ia akan memuntahkan isi perutnya lalu memakannya kembali untuk memuaskan kerakusannya.
Ia suka makan sampah, busuk-busukan, kotoran hewan lain bahkan kotorannya sendiri ketika sudah tidak ada lagi yang bisa dimakan.
Babi juga menganut pola seks bebas dan menyimpang, mau menggauli sesama jenis bahkan anak babi jantan ketika dewasa pun mau menggauli babi betina meskipun itu ibunya sendiri.
Saat ini model keluarga babi sangat gencar di sosialisasikan dan mencoba diperjuangkan secara legal di negeri ini oleh para aktifis yang mengatasnamakan pro toleransi, pro HAM, maupun pro demokrasi.
Media sosial menjadi sarana penyebaran pengaruh orientasi seks menyimpang atau lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Apa jadinya negeri yang mayoritas muslim ini jika sampai memberi ruang bagi berkembangnya paham tersebut. Na'udzubillahi mindzalik.
Subhanallah..begitu banyak pelajaran yang Allah berikan dalam kehidupan ini melalui berbagai macam perilaku binatang di atas, kita tinggal memilih mau seperti apa model pendidikan keluarga kita. Apapun pilihan kita maka kelak akibatnya juga akan kembali kepada diri kita.
Merpati adalah burung yang di beri Allah sebuah kelebihan berupa insting, sementara kita di beri anugerah berupa panca indera dan akal pikiran yang sempurna dan seharusnya bisa membuat kita jauh lebih baik dari merpati.
Sebagai insan beriman tentulah model keluarga Nabi dan Rasul cukup menjadi suri tauladan kita. Terlebih lagi kisah keluarga Rasulullah Muhammad saw, beliau manusia pilihan yang memiliki akhlak sempurna dan berhasil mendidik keluarganya menjadi pribadi-pribadi unggul.
Semoga kita diberi kemudahan dan kekuatan untuk membina dan mendidik keluarga kita seperti apa yang Rasul teladankan.aamiin..@trismiati