Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Jadi tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan dan menilai peserta didik. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki empat kompetensi yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Untuk mencapai ke empat kompetensi tersebut maka seorang guru seharusnya dari waktu ke waktu melakukan peningkatan kualitas yang harus dirancang dalam sebuah pernyataan tertulis, yang disebut RESOLUSI !
Hanya ada satu cara agar guru semakin berkualitas, yaitu belajar. “Berhentilah mereka yang berprofesi sebagai guru jika mereka kurang suka belajar”. Kata-kata tersebut memang benar adanya karena guru dalam bahasa Jawa dapat diartikan sebagai orang yang “di gugu lan di tiru”. Jika gurunya saja tidak mau belajar maka siap-siap saja, peserta didiknya pun juga akan malas belajar.
Lalu, memasuki awal tahun 2018 ini apa resolusi kita sebagai guru ? Apabila masih bingung dengan pencapaian yang akan menjadi impian dan target, melalui coretan singkat ini penulis sampaikan beberapa contoh resolusi sebagai pilihan.
Berikut contoh resolusi yang mungkin dapat dibuat oleh seorang guru sebagai sarana peningkatan kualitas:
1. Membuat inovasi pembelajaran baik berupa alat peraga, media, maupun metode pembelajaran. Guru yang kreatif dan inovatif pasti sangat menyenangkan peserta didik.
2. Membimbing peserta didik dalam mengembangkan minat dan bakatnya.
3. Aktif dalam kepengurusan organisasi profesi. Guru yang terlibat aktif dalam organisasi profesi (tidak hanya sekedar tercatat sebagai pengurus tetapi pasif dalam kerja-kerja kepengurusan) akan terasah kompetensi sosial dan kepribadiannya.
4. Menulis artikel, buku, atau karya tulis lainnya.
5. Aktif mengikuti perlombaan guru. Hasil bukan tujuan tetapi proses lah yang akan menempa seorang guru menjadi pribadi yang pantang menyerah, percaya diri, serta suka akan tantangan.
6. Menguasai teknologi komputer dari yang paling mudah seperti MSword, exel, powerpoint, dan terlebih lagi internet. Guru di jaman sekarang yang tidak mau belajar teknologi bisa dipastikan akan sangat ketinggalan.
7. Ikut gabung dalam kerja sosial. Mau berkontribusi dalam kerja sosial yang ada disekitar lingkungan kita akan mendapatkan pengalaman berharga yang akan membuka wawasan dan hati kita.
8. Jadi pembicara. Ini bisa dimulai dari lingkup organisasi profesi yang diikuti. Pengalaman menjadi pembicara adalah kita dapat belajar mengkomunikasikan ide dan gagasan pada orang lain secara langsung. Jangan sampai seorang guru hanya mahir berbicara di depan peserta didik tetapi kurang percaya diri ketika diminta berbicara di forum lain.
9. Berjejaring di media social seperti facebook, twitter, dan lain-lain yang dapat memberikan pengalaman social menembus batas ruang dan waktu.
10. Ikut seminar, workshop, pelatihan, atau melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
Dan masih banyak lagi resolusi lainnya, lantas apakah semua resolusi yang kita pilih harus tercapai ? Yaa tidaaaaak, tetapi setidaknya adanya resolusi akan membuat aktivitas guru menjadi terarah sehingga menjadikan tindakannya menjadi lebih matang. Jikalau ada resolusi yang tidak tercapai setidaknya kita sudah berusaha. Ada istilah "lebih baik mencoba dan gagal daripada sukses tidak melakukan apa-apa".
Akhirnya resolusi menjadi sebuah pilihan. Apakah kita puas dengan kondisi sekarang yang hanya menjadi “guru biasa” saja ? Ataukah kita ke depan ingin menjadi guru “luar biasa” yang mampu mengembangkan potensi secara optimal sehingga keberadaannya pun akan senantiasa memberikan manfaat bagi peserta didik dan orang lain ?
Itu terserah anda……..
@trismiati
Mantapks, ayo kita ihtiarkan, siap mensupport point 1 n 4, monggo poro Ustadzah
BalasHapusInsya Allah siap
Hapus