#gambar pixabay#
Alhamdulillah setelah sebulan penuh kita berpuasa, saatnya kita merayakan Idul Fitri bersama keluarga besar tercinta.Dah pada mudik yach? Meskipun harus menempuh perjalanan jauh tapi pasti tetap seru dan menyenangkan..iya kan?
Bersama kakek nenek, bapak ibu, om tante, pakde bude, adik kakak, saudara ipar maupun saudara sepupu berkumpul dan menginap untuk ajang silaturahmi setelah sekian waktu tidak bertemu.
Anak-anak juga senang sekali diajak mudik ke tempat asal ayah bundanya, apalagi kalau tempatnya berada di desa yang masih segar udaranya.
Liburan kenaikan kelas kali ini bertepatan dengan libur hari raya Idul Fitri sehingga anak-anak dapat menghabiskan waktu liburnya lebih dari 1 bulan. Mantap yach!
Liburan merupakan saat-saat yang paling dinantikan hampir semua orang termasuk saya he..he.
Selain untuk bersenang-senang, kegiatan liburan juga sebagai sarana untuk meningkatkan rasa cinta pada keluarga, menghilangkan stres, maupun sebagai sarana menambah keterampilan baru.
Bagi anak usia dini, kegiatan selama liburan juga bermanfaat sebagai media pengembangan belajar pada ke 6 aspek perkembangannya.
Tetapi sering terjadi ketika liburan selesai dan anak-anak mulai masuk sekolah, para orang tua mengeluh karena ada perubahan perilaku pada anaknya.
Misalnya, anak yang dulu jarang nonton TV setelah ketemu saudara jadi keranjingan acara TV, yang awalnya mandiri tiba-tiba jadi manja, anak jadi sering bicara jorok, dan sebagainya.
Bertemu dengan sanak saudara selama liburan memang ada plus minusnya.
Plusnya selain dapat mempererat hubungan silaturahmi juga sebagai sarana bertukar pikiran tentang permasalahan keluarga yang menimpa.
Minusnya biasanya anak-anak akan mudah sekali terpengaruh dengan perilaku negatif anggota keluarga yang lain.
Apalagi sikap kakek nenek yang biasanya terlalu memanjakan cucu-cucunya membuat anak yang awalnya sudah mandiri akhirnya berubah total jadi anak manja.
Kondisi seperti itu jika tidak disikapi dengan bijaksana dapat memicu ketegangan diantara anggota keluarga.
Bagaimana sikap orang tua agar selama liburan perilaku anak bisa tetap terkondisikan?
Anak usia dini ibarat tanah liat yang mudah sekali dibentuk karakternya sesuai keinginan kita.
Ditambah sifat imitatifnya yang suka meniru menjadikan anak cepat sekali berubah perilakunya yang awalnya baik menjadi buruk.
Sebelum menikmati liburan, anak perlu diberi penjelasan tentang aturan ketika berada di rumah kakek neneknya sehingga ketika melakukan hal yang melanggar aturan, ayah bunda tinggal mengingatkan.
Perlu juga mengkomunikasikan ke kakek neneknya agar dalam mengasuh cucunya selama liburan tidak terlalu memanjakan.
Tentunya dengan disertai alasan, misalnya agar anak bisa lebih mandiri dan penyampaiannya pun dengan bahasa yang tidak menyakitkan hati mereka.
Apalagi jika ngomongnya dengan pihak mertua, harus super hati-hati yach.
Jika kondisi lingkungan keluarga besar memang kurang mendukung terhadap perkembangan anak, ayah bunda fokus saja ke ananda.
Alihkan perhatian anak melakukan kegiatan bermain yang menantang dan menarik minatnya.
Penting juga menyediakan beberapa mainan yang disukai anak seperti puzzle, lego, boneka, mobil-mobilan maupun buku cerita.
Mengkritisi perilaku saudara kadang dapat membuat mereka tersinggung sehingga mudik yang seharusnya sebagai ajang menyambung silaturahmi justru dapat menjadi ajang pertengkaran gara-gara anak.
Jadi ayah bunda harus sabar dan pandai-pandailah mengalihkan perhatian ananda dari pengaruh lingkungan keluarga yang buruk selama berlibur.
Bagi keluarga yang gak mudik tetap bisa memanfaatkan liburan bersama ananda di rumah dengan kegiatan penuh manfaat, kira-kira apa aja ya?
Tunggu artikel berikutnya..
Semangat berlibur yaa..@trismiati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar