Relawan Tanpa Tanda Jasa

Gempa berkekuatan 7 SR di Lombok NTB yang terjadi pada tanggal 5 Agustus kemarin menyisakan rasa pilu dan duka cita sangat mendalam.

Kita yang berada di Jogja pasti dapat merasakan bagaimana kondisinya ketika gempa tersebut tiba-tiba datang melanda.

Melihat rumah hancur, banyak korban tertimbun reruntuhan, mayat bergelimpangan, sementara yang masih selamat dibayangi rasa was-was adanya gempa susulan.

Penulis pun ikut merasakan ketika pada malam pertama gempa Jogja, sempat ngungsi di kandang sapi yang saat itu memang menjadi tempat pengungsian warga.

Suasana malam makin mencekam karena listrik mati disertai hujan deras.

Kami waktu itu berteduh tanpa selimut dan hanya diterangi sebuah lampu teplok yang apinya sesekali meredup tertiup angin.

Gambaran kondisi tersebut yang saat ini tentunya juga dialami saudara-saudara kita di Lombok Nusa Tenggara Barat.

Selain skala gempa yang lebih besar dari gempa Jogja, di sana masih dihadapkan dengan cuaca yang sangat dingin hingga 6 derajat celsius.

Dalam kondisi seperti itulah, para korban hanya bisa berserah diri mengharap pertolongan Allah segera datang.

Pertologan Allah melalui tangan-tangan kuat para relawan diharapkan segera datang memberikan bantuan entah itu berupa makanan, pakaian, obat-obatan maupun tenda untuk berlindung sementara dari dinginnya malam.

Menurut berbagai sumber cerita, setiap ada bencana di bumi Indonesia baik itu gempa, tanah longsor, banjir, angin puting beliung, badai, dan sebagainya maka para relawan dari Rumah Zakat, ACT, PKPU, PKS dan FPI  yang selalu datang duluan.

Ini sebuah realita yang penulis sendiri pernah melihat dan merasakan pertolongan mereka. 

Mereka datang dan bergerak lebih awal untuk mendirikan pos bantuan dan melakukan pertolongan pertama bagi para korban.

Kebetulan juga banyak dari kawan-kawan penulis yang berkiprah menjadi relawan di organisasi-organisasi sosial tersebut. 

Mereka selalu bersiap siaga ketika terjadi bencana. Meninggalkan pekerjaan dan keluarga tercinta merupakan hal yang biasa ketika sewaktu-waktu komando datang untuk diterjunkan ke lokasi bencana.

Di saat-saat sulit seperti ini, kiprah para relawan bagaikan sang pahlawan yang kehadirannya sangat dirindukan para korban selamat.

Bersama aparat kepolisian dan TNI, para relawan bahu membahu bekerja sama mengevakuasi para korban maupun memberikan bantuan berupa barang kebutuhan sehari-hari, tim medis, sekolah darurat maupun program trauma healing.

Yaa... relawan adalah sosok yang sangat penting jasanya di setiap bencana.

Meskipun tak pernah mendapatkan bintang penghargaan layaknya Bintang Bhayangkara seperti punya mbak Puan, para relawan tetap semangat mengabdi dengan tujuan misi kemanusiaan.



Kadang penulis sampai heran ketika kiprah para relawan tersebut diliput media. 

Mereka dikatakan gak ikhlas lah, cari muka lah atau yang lebih menyakitkan lagi bahwa mereka khususnya para relawan dari partai politik seperti PKS disangka hanya menjadikan bencana sebagai panggung politik mencari suara. Naudzubillahimindzalik...

Komentar-komentar nyinyir dan sinis terhadap para relawan seperti itu harusnya gak usah diutarakan, lebih baik diam jika tidak mampu berbuat apa-apa.

Ketika sebuah partai politik mampu menerjunkan para kadernya untuk membantu korban bencana, itu merupakan suatu bentuk kepedulian partai politik tersebut terhadap nasib bangsanya yang baru terkena musibah. 

Tokoh-tokoh partai politik memang seharusnya memberikan pendidikan politik dan melakukan pemberdayaan bagi para kadernya agar dapat memberikan manfaat.

Jangan lah kader partai hanya dijadikan sebagai alat meraih kekuasaan semata sehingga ketika menampilkan sikap yang bikin muak warga masyarakat seperti pawai motor dengan suara knalpot blombongan hanya didiamkan saja oleh para tokohnya.

Perilaku semacam itu tidak membawa manfaat sama sekali bahkan bikin resah pengguna jalan yang lainnya.

Selama ini, apapun komentar negatif yang ditujukan kepada para relawan khususnya dari PKS, ternyata tidak menyurutkan perjuangan mereka membantu sesama.

Penulis acungi jempol👍atas perjuangan mereka karena segala bentuk cibiran tidak membuatnya lemah bergerak dan patah semangat.

Bagi para korban bencana, mereka juga gak akan pernah berpikir apakah bantuan yang diberikan para relawan tersebut ikhlas atau tidak. 

Yang penting bagi mereka adalah bahwa kehadiran para relawan sangat berarti bagi proses evakuasi para korban dan upaya pemulihan pasca bencana.

Karena tanpa adanya relawan kemanusiaan maka pemerintah dalam menangani bencana pasti akan mengalami banyak kendala dan membutuhkan waktu lama untuk melakukan pemulihan.

Semangat berjuang wahai para relawan! Lombok menunggu kehadiran kalian. 

Semoga semua kiprah dan jasa kalian kelak mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT.aamiin

Nah..apakah masih ada yang memandang sebelah mata terhadap kiprah para relawan? 
@trismiati




         
Kenangan Indah Bersama Tim Relawan PKPU DIY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manfaat Kegiatan Eksplorasi Alam

Ketika anak berada pada masa emas (0 - 5 tahun), otak anak mengalami perkembangan yang sangat dahsyat yaitu sekitar 80 %. Pada masa sensitif...

Popular Posts